Senin, 25 Mei 2009

Kado Inggris di Ulang Tahun Darwin ke-200 [Bagian I]

Malang nasib Charles Darwin. Di hari ulang tahunnya, selain pohon evolusinya tumbang, separuh warga Inggris tak lagi percaya teorinya

Hidayatullah.com – Meski hingar-bingar perayaan Hari Darwin 2009 disemarakkan para pendukung teori evolusi, namun mereka tidak bisa menutupi kenyataan bahwa teori evolusi semakin terpuruk. Di detik-detik menjelang peringatan yang jatuh pada tanggal 12 Februari 2009 itu, majalah iptek Inggris pro-evolusi New Scientist mengumumkan tercabutnya“tree of life”, alias tumbangnya pohon silsilah evolusi kehidupan rekaan Darwin.

“Kado” kedua di hari ulang tahun Darwin adalah hasil temuan ComRes, perusahaan konsultan ternama di bidang jajak pendapat dan penelitian. Sebagaimana diberitakan Telegraph, 6 Februari 2009, dari jajak pendapat itu terungkap bahwa lebih dari separuh warga Inggris percaya bahwa teori evolusi tidak dapat menjelaskan kerumitan makhluk hidup di Bumi dan bahwa suatu “perancang atau pencipta” pastilah terlibat.

Pohon evolusi yang keliru dan menyesatkan

Pohon silsilah evolusi makhluk hidup buatan Charles Darwin, yang memperlihatkan bagaimana jenis-jenis makhluk hidup berkerabat satu sama lain, ternyata “salah” dan “menyesatkan”, kata para ilmuwan. Pernyataan ini ditulis apa adanya dalam kolom iptek harian Inggris, Telegraph, 22 Januari 2009 dengan judul “Charles Darwin's tree of life is 'wrong and misleading', claim scientists”.

Para ilmuwan evolusionis sendiri bahkan yakin bahwa buah pikir Darwin itu telah menyesatkan masyarakat. Ini dikarenakan teorinya Darwin tentang pohon silsilah evolusi kehidupan itu membatasi bahkan mengaburkan penelitian tentang makhluk-makhluk hidup dan nenek moyang mereka.

New Scientist, 21 Januari 2009, menjelaskan bahasan tersebut panjang lebar dengan judul yang terang-terangan menyatakan kekeliruan pohonnya Darwin itu: “Why Darwin was wrong about the tree of life” (Mengapa Darwin salah mengenai pohon kehidupan). New Scientist menuturkan, Darwin pertama kali memunculkan gagasan tentang pohon silsilah evolusi kehidupan di tahun 1837, sekitar 22 tahun sebelum terbit buku kondangnya, the Origin of Species.

Menurut W. Ford Doolittle, biologiwan asal Dalhousie University, Kanada, gambar pohon silsilah evolusi itu merupakan bagian inti terpenting dan terutama bagi pemikiran Darwin. Pohon ini sama pentingnya dengan seleksi alam. Tanpanya, teori evolusi tidak akan pernah muncul. Darwin menjelaskan bahwa pohon silsilah evolusi itu adalah fakta di alam. Untuk menjelaskan fakta pohon silsilah evousi itu, Darwin pun memunculkan gagasan tentang “natural selection”, seleksi alam.

Pohon silsilah evolusi makhluk hidup rekaan Darwin itu bermakna bahwa seluruh makhluk hidup memiliki satu nenek moyang tunggal yang sama, yang digambarkan sebagai bagian pangkal pohon paling bawah dari pohon itu. Dari pangkal pohon ini tumbuhlah batang utama pohon tersebut, yang semakin lama semakin tumbuh ke atas dan semakin mengalami percabangan ganda di bagian ujung-ujungnya. Setiap cabang mewakili satu spesies makhluk hidup, sedangkan titik percabangan pohon itu adalah tempat di mana satu spesies berevolusi menjadi dua spesies.

Sebagian besar cabang atau ranting pohon silsilah kehidupan itu akhirnya berhenti tumbuh, yang melambangkan spesies tersebut mengalami kepunahan. Namun sebagian ranting lainnya tumbuh hingga ke puncak, ini adalah spesies-spesies yang masih bertahan hidup. Dengan demikian keseluruhan gambaran pohon silsilah kehidupan ini diyakini sebagai fakta bahwa seluruh jenis makhluk hidup yang pernah ada di alam adalah berkerabat dan berasal mula dari satu nenek moyang tunggal yang sama, melalui proses evolusi.

Karena keterbelakangan iptek

Pohon silsilah evolusi kehidupan khayalan Darwin itu dibuat di masa ilmu pengetahuan (iptek) sangatlah terbelakang. Di masa itu belumlah ada mikroskop elektron dan seluk beluk rumit sel seperti kromosom, DNA, RNA, struktur protein tidaklah diketahui Darwin. Tanpa pengetahuan iptek di bidang biologi sel dan biologi molekuler ini wajarlah jika perumpamaan Darwin mengenai pohon evolusi lebih banyak didasarkan pada rekaan atau “believe” (meyakini) tanpa bukti, sebagaimana ia akui sendiri dalam tulisannya:

The affinities of all the beings of the same class have sometimes been represented by a great tree. I believe this simile largely speaks the truth.

[Kekerabatan seluruh makhluk hidup dari kelas yang sama adakalanya diumpamakan sebagai sebuah pohon besar. Saya yakin perumpamaan ini sebagian besar menyatakan kebenaran]. (Charles Darwin,(1872), pp. 170-171. The Origin of Species. Sixth Edition. The Modern Library, New York.)

Demikianlah, meskipun pohon silsilah evolusi ini hanyalah rekaan Darwin yang didasarkan pada kepercayaan tanpa bukti, namun para ilmuwan evolusionis sepeninggal Darwin meyakininya sepenuh hati. Karena diyakini buta secara dogmatis dan dijadikan sebagai landasan kebenaran ilmiah, selama sekitar 150 tahun terakhir para ilmuwan itu berlomba-lomba mencocok-cocokkan temuan ilmiah mereka dan berupaya melengkapi secara rinci pohon silsilah evolusi itu.

Semakin terbuktikah kebenaran pohon silsilah khayalan Darwin itu? Majalah pro-evolusi New Scientist itu memberikan jawabannya:

For much of the past 150 years, biology has largely concerned itself with filling in the details of the tree.... A few years ago it looked as though the grail was within reach. But today the project lies in tatters, torn to pieces by an onslaught of negative evidence. Many biologists now argue that the tree concept is obsolete and needs to be discarded.

[Sebagian besar dari 150 tahun tahun lalu, biologi sebagian besarnya menyibukkan diri dengan mengisi bagian-bagian kecil dari pohon tersebut.... Beberapa tahun lalu kelihatannya tujuan utama itu mudah tercapai. Tapi kini pekerjaan itu berserakan, tercabik-cabik dihajar bukti yang menyangkal. Banyak pakar biologi kini berdalih bahwa gagasan pohon tersebut kuno dan perlu dibuang].

"Sudah sekian lama tujuan utamanya adalah untuk membangun pohon kehidupan ... ...Kita tidak memiliki bukti sama sekali bahwa pohon kehidupan itu adalah sesuatu yang nyata", kata Eric Bapteste, pakar biologi evolusi di Pierre and Marie Curie University, Paris, Perancis.

Artinya, pohon kehidupan, atau lengkapnya pohon silsilah evolusi makhluk hidup rekaan Charles Darwin ternyata sejak awalnya hingga sekarang memang fiktif, khayalan, tanpa didasarkan bukti apa pun alias tidak ada dalam kenyataan. Padahal sejak zaman Darwin hingga sekarang masyarakat luas, terutama siswa dan mahasiswa, selama lebih dari 100 tahun melalui buku-buku pelajaran di sekolah dan perguruan tinggi telah dicekkoki dogma khayal tentang pohon evolusi yang ternyata fiktif ini, dan kini dianggap sampah oleh ilmuwan evolusionis sendiri. (bersambung) [wwn/newscientist/telegraph/www.hidayatullah.com]

1 komentar:

  1. blogwalking mas, ben cepet banyak penggemarnya .. oke? hehe ..
    oya .. lha tulisan asli njenengan mana y?
    tapi siipp deh, artikelnya bagus2 ..

    BalasHapus